Iman Bekerja Ketika Logika Gagal
Kalangan Sendiri

Iman Bekerja Ketika Logika Gagal

Lori Official Writer
      4134

Yohanes 6: 11

Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.

 

 

Bacaan Alkitab Setahun: Amsal 11; Yohanes 21; Kidung Agung 7-8

Iman didefinisikan sebagai kepercayaan penuh atau keyakinan.

Pernahkah kamu membaca Alkitab dan membayangkan dirimu ada di sana, pada saat itu, menyaksikan peristiwa-peristiwa yang ada di Alkitab terjadi?

Bisakah kamu membayangkan berada di tengah-tengah kisah Alkitab berisi firman Tuhan itu?

Apa yang terjadi kepada orang-orang di dalam Alkitab juga dialami orang-orang seperti kamu dan aku, yang tidak memahami tentang kehidupan, dan peristiwa yang mereka alami pada akhirnya bisa mengubah dunia.

Aku sering berpikir soal bagaimana rasanya menyaksikan secara pribadi keajaiban, mujizat, dan peristiwa luar biasa menakjubkan yang terjadi. Aku tidak bisa menatap ke dalam lautan dan berjalan melalui dinding air di atas tanah kering dan yang tidak berubah selamanya.

Kita tidak akan bisa memahami bagaimana peristiwa mengejutkan seperti itu terjadi. Sangat bertentangan dengan logika. Kecanggihan manusia dan pola pikir kita yang terbatas tidak bisa mengungkapkan keajaiban itu. Karena terjadi di luar dari pengetahuan dunia.

Iman adalah lawan kata dari logika. Dalam semua cerita Alkitab di mana ada iman yang besar, maka logika akan terbantahkan. Tidak ada ruang bagi logika jika kita punya iman yang mampu memindahkan gunung. Iman mengambil alih saat logika tak lagi bisa bergerak maju.

Logika tidak bisa membuat makan siang seorang anak kecil yang terdiri dari 5 roti dan 2 ikan berlipat ganda dan bisa memberi makan ribuan orang. 

Imanlah yang mampu melakukannya dan membuat setiap orang kenyang bahkan makanan itu masih tersisa 12 bakul lagi. 

Makanan itu tidak terbatas, justru berlipat ganda dan tak habis-habis. Tentu saja itu tidak masuk logika. 

Tapi itulah iman. Iman muncul ketika ada ketaatan, berani untuk percaya dan melangkah keluar untuk memberi makan orang banyak. Tindakan sederhananya adalah berkata ‘Ya’ untuk sesuatu yang tidak masuk akal. Tuhan mampu bekerja melalui mereka dan melakukan mujizat-Nya.

Tapi untuk melakukannya, Tuhan butuh orang-orang percaya dan beriman. Tuhan butuh orang yang berkata ‘Amin’. Dia butuh tindakan sederhana dari seseorang yang sepakat dengan Tuhan yang Maha Kuasa bahwa Dia bisa melakukan segala sesuatu. Dia berdaulat dan di dalam Dia tak ada yang mustahil!

Lewat ketaatan dan iman kita kepada apa yang tidak kelihatan, Tuhan akan melakukan lebih daripada sekadar cukup. Dia mau melakukan jauh lebih banyak lagi. Tuhan akan memenuhi kebutuhan kita dan akan memberi kita kelimpahan yang meluap-luap. Tanah kering di tengah lautan, gunung yang rata dan tembok yang pernah membelenggu kemerdekaan kita dihancurkan. 

Tuhan berhasil ketika logika gagal.

Dia melakukan sesuatu yang tampak mustahil dan menyediakan kebutuhan kita secara berkelimpahan dan melampaui pemahaman kita. Percayalah!

Bertindaklah karena iman dan berani melakukannya karena Tuhan. Kita tidak mendapat karena kita tidak meminta. Mintalah hal-hal besar dan berpikirlah besar. Jangan menyimpan Tuhan di dalam kotak. Jangan menetapkan batasan bagi Tuhan kita yang Maha Kuasa, Maha Hadir dan Supernatural.

Jadi apa yang ada di keranjangmu?

“Ketika Yesus memandang sekeliling-Nya dan melihat, bahwa orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya, berkatalah Ia kepada Filipus: "Di manakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?" Hal itu dikatakan-Nya untuk mencobai dia, sebab Ia sendiri tahu, apa yang hendak dilakukan-Nya. 

Jawab Filipus kepada-Nya: "Roti seharga dua ratus dinar tidak akan cukup untuk mereka ini, sekalipun masing-masing mendapat sepotong kecil saja." Seorang dari murid-murid-Nya, yaitu Andreas, saudara Simon Petrus, berkata kepada-Nya: "Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"

Kata Yesus: "Suruhlah orang-orang itu duduk." Adapun di tempat itu banyak rumput. Maka duduklah orang-orang itu, kira-kira lima ribu laki-laki banyaknya. Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki. Dan setelah mereka kenyang Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Kumpulkanlah potongan-potongan yang lebih supaya tidak ada yang terbuang." 

Maka merekapun mengumpulkannya, dan mengisi dua belas bakul penuh dengan potongan-potongan dari kelima roti jelai yang lebih setelah orang makan.” - Yohanes 6: 5-13

 

Hak cipta Nina Keegan, disadur dari CBN

 


Kamu diberkati dengan renungan harian kami? Mari dukung kami untuk terus memberkati lebih banyak orang melalui konten-konten terbaik di website ini.

Yuk bergabung jadi mitra Jawaban.com hari ini.

 

DAFTAR DI SINI

Ikuti Kami